Permasalahan kehabisan tiket kereta api menjelang lebaran adalah hal yang sudah terjadi sejak lama dan terus menerus terjadi tanpa jalan keluar yang tepat untuk mengatasinya. Ketika menjelang idul fitri, banyak sekali orang dari Jakarta (khususnya) pulang kampung untuk merayakan lebaran di rumah, namun sayangnya transportasi yang tersedia sangat minim dan itupun harus berhadapan dengan kemacetan yang panjang.
Semenjak pelayanan kereta api ditingkatkan, saat ini banyak sekali orang yang lebih memilih naik kereta ketimbang naik bus atau kendaraan lainnya untuk mudik. Hasilnya banyak sekali tiket kereta yang terjual dan membuat sebagian lainnya tak mendapatkan tiket untuk pulang atau sekedar melakukan perjalanan jauh.
Kereta memang lebih banyak dipilih ketimbang bus atau kendaraan pribadi, tentunya faktor keamanan dan kenyamanan yang ada menjadi alasan mereka. Apalagi ditambah jalur darat lain yang sering macet dengan kondisi jalan yang rusak.
Saat ini tiket kereta untuk lebaran sudah habis terjual sebelum waktunya, bahkan belum masuk bulan puasa sama sekali namun sudah taka da stok tiket lebaran. PT KAI tak tinggal diam, mereka menyediakan tambahan tiket sebanyak 17 ribu untuk perjalanan dari Jakarta menuju kota-kota di Jawa seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Jogja, dan kota lainnya.
Namun hanya dalam hitungan beberapa jam saja, 17 ribu tiket tambahan lebaran sudah ludes terjual dan membuat banyak orang merasa kecewa karena tidak mendapat tiket lebaran. Tentu hal ini adalah masalah klasik yang selalu terjadi sampai saat ini.
PT KAI sendiri menjual tiket melalui sistem booking di website resmi mereka https://tiket.kereta-api.co.id/ atau melalui pemesanan via call center 122. Sedangkan pihak luar yang juga ikut menjual tiket kereta api misalnya saja Alfamart, Indomart, dan tiket.com yang diretas oleh Haikal dan merugi milaran Rupiah beberapa waktu yang lalu.
Kita tentunya berharap agar PT KAI menyediakan tambahan tiket kereta lainnya untuk melayani para penggunanya yang hendak mudik lebaran. Semoga tidak ada lagi kasus para perantau yang tidak mudik hanya karena tidak mendapatkan tiket kereta api.