Kasus Calon Sarjana dan Hak Penggunaan Wajar yang Disalahgunakan

Sore ini, 07 November 2019, buka twitter dan tiba-tiba lihat Calon Sarjana trending di urutan pertama wilayah Indonesia serta sebagian negara lainnya. Saya pikir ada informasi yang menarik, misalnya prestasi baru dari jumlah subscriber mengalahkan Atta dan Ria gitu. Nggak tahunya, ternyata lagi ada masalah yang cukup serius.


Jadi ceritanya, seorang YouTuber berinisial JT telah melayangkan protes dan sepertinya aduan hukum atas kasus pencurian konten yang dilakukan oleh admin Calon Sarjana. Video JT yang membahas tentang Parlophone Record dan channel nomor 1 di socialblade, dicopas oleh Calon Sarjana. Bukan hanya idenya saja, tapi informasi di dalamnya yang notabene-nya adalah hasil riset oleh si JT ini, terus ada potongan video dan bahkan sampai thumbnails juga, busyet dah.

JT sendiri bukan YouTuber biasa, dia sudah berkali-kali jadi perbincangan karena kontennya yang terbilang cukup berani. Saat saya menelusuri beberapa videonya, ternyata dia pernah membahas beberapa konten yang sedang jadi pembicaraan banyak orang. Misalnya saja, masalah jumlah subscribers milik T Series yang belum lama ini berhasil menyalip PewDiePie sebagai YouTuber no 1 dengan jumlah subscribers terbanyak di dunia.

Kabarnya, JT ini bahkan sering membantu YouTube dengan berdiskusi tentang konten dan lain sebagainya yang secara tidak langsung membantu pihak YouTube untuk berbenah agar tetap menjadi penyedia video terbaik di dunia. Ini adalah informasi yang saya dapatkan melalui perbincangan di facebook.

Protes sudah dilayangkan dan JT tidak main-main, sepertinya dia akan mengurusi kasus ini dengan serius. Entah melalui jalur hukum atau jalur damai di belakang, tapi yang jelas ini adalah berita besar menyangkut nama Indonesia dan Calon Sarjana yang punya 12,4 juta subscribers dan masuk dalam nominasi PGA.

Sebagai tambahan informasi saja, Calon Sarjana masuk dalam nominasi kreator konten digital paling favorit di tahun 2019 ini. Mereka bersaing dengan Atta Halilintar, Ria Ricis, Rans Entertainment dan Raditya Dika. Banyak yang menyayangkan hal ini dan beberapa orang bahkan meminta Panasonic Gobel Awards agar mendiskualifikasi Calon Sarjana dari nominasi.

Saat ini, channel YouTube Calon Sarjana terlihat tidak beraktivitas seperti biasanya dimana setiap harinya mereka selalu mengunggah video baru. Video terakhir diunggah 1 hari yang lalu dan kolom komentar berisi serangan dan hujatan, entah dari orang luar yang merupakan pengikut JT serta orang Indonesia yang ikut-ikutan menghujat.

Dari pantauan saya, sebelumnya JT ikut komentar di video terakhir yang ada di Calon Sarjana, tapi saat saya cek lagi, komentar itu sudah dihapus. Sepertinya sudah ada penyelesaian akhir di belakang yang tidak kita ketahui. Yah, semoga ada klarifikasi dari kedua belah pihak agar tidak ada masalah serius, khususnya untuk konten kreator dari Indonesia yang bisa saja terkena dampak akibat masalah ini.


Kasus pencurian konten yang dilakukan Calon Sarjana kabarnya sudah lama terjadi, bahkan ada yang mengunggah bukti sejak tahun-tahun sebelumnya dimana isi konten yang telah ditonton sebanyak jutaan kali ternyata hasil plagiat dari kreator lainnya.

Tentu saja ini bukan berita baru bagi orang-orang Indonesia yang mengikuti pergerakan dari si CS ini. Tapi dengan adanya kasus ini, setidaknya para pembuat konten akan berfikir ulang untuk mencuri ide atau bahkan hal lain untuk kepentingannya sendiri.

Calon Sarjana bisa dibilang idola bagi para konten kreator yang berjuang untuk membuat konten serupa. Konten yang dimaksud adalah kompilasi video yang dilindungi oleh hak penggunaan wajar. Dengan adanya hukum fair use ini, beberapa pembuat konten membuat video unik dari hasil potongan video, gambar dan informasi yang digabungkan dan diberi narasi untuk menghasilkan karya baru yang original.

Pada dasarnya tidak ada masalah dengan isi konten Calon Sarjana, meski video mereka adalah gabungan dari banyak potongan foto dan video orang lain. Yang jadi masalah adalah karena Calon Sarjana meniru hasil karya orang lain, mulai dari idenya, informasinya dan bahkan thumbnailnya juga ditiru. Tentu saja sebagai pembuat konten yang jadi korbannya akan kesal dong, mereka sudah bekerja keras untuk menghasilkan karya dengan penelitian panjang, eh tinggal diterjemahin dalam bahasa Indonesia dan berlalu begitu saja.

Ini adalah pembelajaran bagi kita semua untuk lebih berhati-hati di internet, sudah banyak kasus yang mirip-mirip seperti ini dan semoga kita terhindar dari masalah hak cipta dan yang lainnya.