Media kembali dihebohkan dengan bocornya surat internal yang dikirimkan oleh menteri keuangan, Sri Mulyani. Surat yang dimaksud itu ditunjukkan kepada menteri ESDM, Ignasius Jonan, dan menteri BUMN, Rini Soemarno.
Kabarnya menteri Sri Mulyani ini merasa sangat khawatir dengan keadaan Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang punya hutang sangat besar. Ditambah lagi keinginan pemerintah untuk membangun pembangkit listrik bersada 35.000 MW.
Jika proyek PLN itu terus dilanjutkan, maka bukan tak mungkin utang PLN akan semakin meningkat, sedangkan pemasukan mereka dari pelayanan listrik di Indonesia tidak meningkat karena adanya peraturan pemerintah yang tidak akan meningkatkan tarif listrik.
Sri Mulyani adalah seorang yang ahli dalam masalah keuangan negara, jika dia bisa panik dengan masalah PLN ini, pastinya memang ada hal yang cukup mengkhawatirkan, bukan?
Rizal Ramli selaku mantan menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya menyatakan bahwa sebenarnya Indonesia hanya butuh listrik berdaya 16.000 megawatt saja, jika dipaksakan pembangunan 35.000 MW maka akan menjadi masalah ke depannya.
Keinginan pemerintah untuk kemajuan PLN ini ternyata berbuntut panjang karena dana yang pas-pasan dan pengolahan yang belum maksimal. Rakyat ingin listrik murah, namun mereka selalu memprotes jika terjadi pemadaman bergilir.
Kemenkeu sendiri menyesali bocornya surat dari Sri Mulyani ini ke publik sehingga masalah PLN bisa jadi lebih ramai di media. Namun nasi sudah menjadi bubur dan rasanya ini akan menjadi salah satu masalah baru untuk pemerintah.