2 Pengusaha Indonesia yang Mengakuisisi Perusahaan Tambang Milik Asing

Indonesia adalah negeri yang kaya raya, banyak sekali kekayaan alam yang ada di dalam tanah dan air Indonesia. Sayangnya karena keterbatasan ilmu, modal, dan niat, kekayaan alam Indonesia banyak dinikmati oleh pihak asing yang sudah bertahun-tahun lamanya mengeruk kekayaan di tanah air tercinta ini.


Untungnya saat ini banyak generasi bangsa yang maju, memiliki ilmu tinggi dan modal bisnis yang cukup kuat untuk bisa bersaing dengan para pengusaha asing. Sebelumnya, Blackberry, yang berasal dari Kanada berhasil diakuisisi oleh Emtek yang merupakan perusahaan milik pengusaha Indonesia (beli lisensinya).

Lalu beberapa tahun yang silam, saham Inter Milan berhasil dibeli oleh Erick Thohir meski tak lama hingga akhirnya dijual kembali kepada pengusaha asal China.

Nah saat ini beberapa pengusaha sukses Indonesia juga sedang gencar-gencarnya go internasional, mereka punya kekayaan yang cukup banyak untuk bisa membeli berbagai perusahaan asing, terutama yang ada di Indonesia.

Tercatat 2 pengusaha RI berhasil membeli perusahaan tambang yang ada di Indonesia, sebelumnya dimiliki oleh perusahaan asing dan saat ini sudah hak milik pengusaha Indonesia. Arifin Panigoro dan Garibaldi 'Boy' Thohir adalah 2 pengusaha sukses yang berhasil mencaplok perusahaan tambang asing tersebut.

Gebrakan Arifin Panigoro dimulai tahun 2016 yang lalu, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengakuisisi saham PT Amman Mineral Internasional (AMI). Perusahaan ini mengendalikan saham PT Newmont Nusa tenggara (NNT) sebesar 82,2%. BTW, perusahaan tambang ini merupakan penambang emas besar di NTB.

Menurut informasi yang beredar, perusahaan yang dipmpin oleh Hilmi Panigoro (adik Arifin Panigoro) ini mengakuisisi perusahaan tambang asing itu sebesar $ 2,6 miliar atau Rp 33,8 triliun. Merupakan salah satu pembelian saham terbesar di Asia tenggara.

Sementara Boy Thohir mengakuisisi PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang sebelumnya dimiliki oleh pengusaha Australia, New Hope. Tidak jelas berapa nilainya, namun sejak ditangani oleh pengusaha asal Indonesia ini, perusahaan penambang batu bara ini mampu meningkatkan produksinya yang sebelumnya hanya 24 juta ton menjadi 52 juta ton.

Sebenarnya sudah saatnya para anak bangsa menguasai kekayaan alam di negerinya sendiri, tentu saja hal seperti ini yang diharapkan oleh bung Karno si masa lalu ketika beliau mati-matian menolak penawaran kerja sama dari perusahaan asing yang ingin mengeruk kekayaan alam kita.