Pada 29 September 2016 silam, Basuki Thahaja Purnama atau yang lebih dikenal Ahok sedang melakukan pidato di depan warga, dia menjelaskan program perikanannya dengan warga dalam misi pembagian bibit ikan kerapuh untuk bantuan.
Nah pada saat itu, Ahok yang ceplas-ceplos kalau bicara kemudian ngomong begini "Bapak Ibu ndak Bisa memilih Saya. dibohongi pake surah Al-Maidah 51 dan macem-macem itu. Itu hak bapak ibu. Ya, jika Bapak Ibu perasaan tidak bisa pilih nih karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya, ya enggak apa-apa?Karena inikan panggilan pribadi bapak-ibu.Program ini jalan saja. Jadi, bapak ibu tak usah merasa enggak enak dalam nuraninya enggak bisa memilih Ahok.". Hal itu mungkin keceplosan atau memang disengaja, namun setelah berselang beberapa hari ternyata kasus ini semakin panjang.
Beberapa kalangan umat Islam di Jakarta dan umumnya di Indonesia tidak terima dengan ucapan Ahok yang seakan memberi peringatan bahwa isi kandungan Al-Qur'an surat Al Maidah ayat ke 51 itu dipakai oleh sebagian pihak untuk membohongi warga Jakarta agar tidak memilihnya dalam pemilu Gubernur.
Hal ini terjadi karena Ahok merasa harus membela diri setelah ada beberapa ormas Islam dan tim kampanye lain yang memakai surat Al Maidah ayat 51 guna menyerang dirinya, sempat ramai tagar #TolakPimpinanKafir yang dibawa HTI dan beberapa tim kampanye lain.
Sebenarnya apa kandungan dari surat Al-Maidah ayat ke 51 di dalam Al-Qur'an? Berikut adalah isi dan artinya :
Sudah jelas di dalam Al-Qur'an menganjurkan umat muslim untuk tidak memilih orang kafir sebagai pemimpin mereka, dan masih banyak kok umat muslim yang tidak mengindahkan perintah Allah SWT ini karena mereka menganggap bahwa Ahok yang beragama Nasrani lebih baik dibandingkan calon Gubernur lain yang beragama Islam.
Kasus ini masih terus berlanjut dimana Ahok akhirnya dilaporkan ke Bareskrim karena menghina Al-Qur'an dan berbuat sara, sementara banyak orang yang menandatangani petisi 'Ahok jangan lecehkan ayat Alquran' di change.org. Tentu saja kita tinggal menunggu lawan politiknya akan menggunakan moment ini untuk menjatuhkan Ahok di pilgub DKI.
Pihak Ahok dan tim suksesnya juga sudah memberikan pernyataan bahwa sebenarnya Ahok tidak menghina Al-Qur'an, melainkan maksudnya dia tidak suka ayat-ayat dalam kitab suci dijadikan alat politik, menurutnya itu terlalu sara. Kasus ini juga mengingatkan kita dengan pernyataan Alm. gus Dur yang sempat dihubungkan dengan ucapannya yang menyebut kalau Al-Qur'an adalah kitab suci yang porno.
Pilihan ada di tangan anda warga DKI Jakarta, silakan menjadi orang yang bijak, anda mau pro atau kontra sekalipun, jangan sampai terjadi perpecahan hanya karena pemilu Gubernur.