Informasi Terkait Tentang Kerusuhan Tanjung Balai, Sumatera Utara

Tanjung balai, sebuah kota kecil yang berada di Sumatera Utara belum lama ini menjadi terkenal dan diperhatikan oleh Indonesia, bahkan saya pikir dunia juga ikut memperhatikan apa yang terjadi di kota ini. Bukan karena prestasi atau hal lain yang bisa dibanggakan, ternyata mencuatnya nama Tanjung Balai di berbagai media dikarenakan kerusuhan, dan ini bukanlah kerusuhan yang biasa saja karena didasari dengan bau SARA.


Beberapa sumber menyatakan bahwa kerusuhan ini bermula dari ketidaksenangan warga Tionghoa bernama Meliana yang rumahnya di depan masjid, dia merasa terganggu dengan suara adzan yang setiap hari dikumandangkan. Setelah beberapa kali melayangkan protes kepada jamaah masjid, kemudian para jamaah akhirnya mengadakan pertemuan untuk membahas hal ini, dan akhirnya mereka memutuskan untuk menuju ke kediaman Meliana dan menyelesaikan hal ini dengan cara kekeluargaan.

Entah kenapa, saat diadakan mediasi ternyata mereka malah ribut, beberapa sumber menyatakan bahwa Meliana ngotot agar suara adzan di masjid dikecilkan karena mengganggu, dan tentu para jamaah masjid tersinggung dengan ucapan Meliana ini.

Parahnya, saat sedang mediasi di rumah Meliana, tiba-tiba ada masa dari luar yang mencoba membakar rumah Meliana, namun berhasil dihentikan oleh tetua adat, walau beberapa kaca jendela sudah menjadi korban lemparan batu.

Masa dibubarkan, keluarga Meliana diamankan, dan buntutnya pada dini hari massa yang sudah tersulut emosi kemudian melampiaskannya ke tempat ibadah, sekitar 7 Vihara dan Kelenteng menjadi korban keganasan massa yang marah ini. Tempat ibadah agam itu dibakar dan dirusak, hal ini sempat membuat Tanjung Balai mencekam.

Kejadian ini tentunya menjadi pro kontra di masyarakat, sebagian dari yang saya lihat menyayangkan kejadian ini, karena massa terlalu anarkis. Namun bagi saya pribadi, saat saya sedang ibadah dan dilarang atau diganggu oleh umat lain, tentunya saya akan marah, bukankah ini negara hukum yang membebaskan warganya beribadah sesuai agama yang dianutnya?

Sekitar 12 orang ditahan dan dijadikan tersangka atas kerusuhan ini, namun berita kerusuhan ini sudah tersebar luas ke seluruh Indonesia, bahkan beberapa media luar negeri juga sudah mulai memberitakan hal ini. Yang ditakutkan adalah ketika media berita terlalu membesar-besarkan masalah ini, takutnya terjadi salah paham yang akan berbuntut panjang, jangan sampai kejadian di Poso, Sampit, dan tempat lain terulang lagi.

Pemerintah pusat dan daerah harus segera bertindak cepat menyelesaikan masalah ini, harus dilakukan mediasi antara kedua kubu dan diselesaikan masalahnya sampai ke akar-akarnya. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi toleransi, hargai itu dan orang tidak akan mengurusi apa agama yang kau anut!