Trump Akui Yerusalem Sebagai Ibukota Israel, Timur Tengah Memanas (Lagi)

Amerika Serikat dan Israel sudah seperti kakak beradik yang saling bahu membahu untuk menguasai dunia dengan cara mereka. Salah satu negara yang terus tertindas oleh kedzaliman Amerika dan Israel adalah negara-negara di Timur Tengah, salah satunya Palestina.


Sejak dulu, Palestina terus ditekan oleh Israel hingga kehilangan banyak wilayah negaranya dan bahkan sempat tidak diakui sebagai sebuah negara yang mapan. Untungnya perjuangan para rakyat terus membara untuk mempertahankan negara Palestina untuk berdaulat.

Perjanjian tahun 1967 sudah ditentukan untuk batas negara, sayangnya Israel terus menerus melakukan pelanggaran dengan mencaplok wilayah Palestina. Sudah banyak sekali peperangan dan korban jiwa yang terjadi di sana.

Perebutan wilayah Yerusalem adalah hal yang terbilang sangat unik, kota yang dianggap penting oleh 3 agama, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi ini memang menjadi rebutan sejak dulu. Bukan karena emas, berlian atau bahkan minyak, banyak negara berebut kota ini karena sejarah agama yang penting di dalamnya.

Israel sendiri mengklaim bahwa tanah Palestina adalah jatah mereka sebagai tanah yang dijanjikan oleh Tuhan, oleh sebab itu mereka berjuang mati-matian untuk merebut seluruh wilayahnya.

Belum lama ini presiden Amerika, Donald Trump membuat sebuah keputusan yang bikin geger. Dalam sebuah pidato, ia mengakui bahwa Yerusalem adalah ibukota Israel dan akan memindahkan kedutaan besar AS ke wilayah itu.

Dunia mengecam pidato itu dan menganggap AS akan membuat Timur Tengah kembali bergejolak karena tindakan yang melanggar hukum PBB itu. Bahkan bursa saham di Jepang ikut terkena imbasnya karena ketakutan adanya gejolak di Timur Tengah.

Jika AS benar memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem dan mengakui kota itu sebagai ibukota Israel, tentu saja banyak yang akan marah seperti rakyat Palestina, negara-negara Arab, umat Islam dan Kristen, serta beberapa pihak yang berhubungan dengan wilayah itu.