Sejak awal Maret 2017 ini banyak sekali berita tentang penculikan anak yang dilakukan beberapa oknum dengan modus berpura-pura jadi orang gila. Setelah menculik anak-anak, penculik itu akan mengambil organ tubuh anak yang diculik, dan ini merupakan jaringan internasional yang merupakan jaringan perdagangan organ tubuh manusia.
Berita mengerikan ini menyebar luas melalui berbagai media sosial seperti facebook, instagram, bbm, dan lain sebagainya. Bahkan ada sebagia pihak yang menyebarkan melalui brosur, dengan tanda dari kepolisian sebagai bukti penguatnya.
Tentu saja berita seperti ini membuat banyak orang tua panik, mereka melarang anaknya bermain sendirian di luar, bahkan sebagian orang tua rela menghabiskan waktunya untuk mengantar anak-anaknya pergi sekolah dan mengaji demi keselamatan mereka.
Namun yang lebih parah, karena isu ini sudah menyebar ke seluruh wilayah, membuat banyak warga menjadi mudah termakan isu dan berbuat tanpa bukti jelas. Misalnya saja, kasus di Tegal dimana ada 4 orang mengeroyok orang gila yang diduga penculik, eh ternyata salah sasaran dan mereka malah kena kasus hukum.
Bahkan di Ciwandan malah terjadi pengeroyokan yang menyebabkan korban meninggal dunia, padahal mereka tak punya bukti bahwa dia adalah penculik.
Mengutip dari berita di detik.com, ternyata isu tentang penculikan anak ini dimulai dari Jawa Barat, tepatnya tanggal 8 Maret 2017. Kala itu, warga mendapat selebaran tentang adanya penculikan anak, berita melalui selebaran lengkap dengan logo Polda Jabar dan Binmas Polda Jabar itu langsung menyebar luas lewat media sosial dan media internet lainnya dan membuat kepanikan dimana-mana.
Polda Jabar membantah isu tersebut dan mengatakan bahwa pihaknya tak pernah menerbitkan berita seperti itu apalagi melalui selebaran.
Saat ini polisi terus mendalami kasus ini dan mencari sang penyebar isu hoax di masyarakat agar tak meresahkan warga lagi. Tentu saja peran serta dari masyarakat juga dibutuhkan, jangan panik dan jangan langsung percaya dengan berita yang diterima.