Ciri dan Karakter Teroris, Begini Cara Menghindari Doktrinnya

Aksi terorisme di Indonesia semakin meningkat tajam, dan yang membuat kita semakin waspada adalah teroris ini sudah mulai menyebar ke hampir seluruh Indonesia dengan mengambil orang-orang penting serta anak muda yang masih dalam masa pencarian jati diri.


Sebelumnya saya sudah pernah menuliskan artikel yang menyatakan bahwa teroris bukanlah Islam seperti yang diberitakan dan dipercayai oleh orang-orang asing di luar Islam.

Saat ini Isis adalah kelompok teroris paling kejam dan paling diwaspadai di seluruh dunia, bahkan dengan tindakan mereka yang brutal membuat banyak negara (khususnya negara barat) menolak kedatangan orang Islam dan orang Asia yang diduga sebagai teroris. Hal ini tentunya sangat merugikan bagi umat muslim lainnya.
Di Indonesia sendiri sudah banyak sekali korban berjatuhan akibat tindakan para teroris yang melakukan aksinya untuk mengincar beberapa orang dengan mengorbankan banyak orang yang tak tahu dan bahkan tak berdosa sama sekali.
Kita harus mengetahui ciri-ciri dan karakter orang yang telah dicuci otaknya dan telah didoktrin untuk menjadi seorang teroris. Berikut adalah ciri-ciri dan karakter teroris yang bisa diperhatikan :
  • Meninggalkan kehidupan sosialnya seperti sekolah, kuliah, pekerjaan dan bahkan rumahnya karena aktif dalam kelompok barunya
  • Perubahan sikap mental yang mendua lantaran harus hidup dalam dua dunia yang berbeda
  • Menjadi pribadi tertutup dan tertekan jiwanya, manipulatif serta minim empati
  • Menganggap orang atau kelompok di luar kelompoknya adalah kafir, yang harta dan darahnya adalah halal
  • Menghalalkan segala cara dalam menuntaskan program atau keinginan
  • Tidak harmonis dengan keluarga, teman dan lingkungan sekitar
Seperti halnya orang-orang yang telah dicuci otaknya untuk perkara lainnya, biasanya para teroris rekrutan ini sangat mendewakan pemimpinnya dan sangat patuh.

Untuk bisa menghindari doktrin para teroris yang telah menyebar luas ini, ada baiknya kita lebih aktif di dalam masyarakat dan lebih menerima perbedaan meski bertentangan dengan keyakinan kita. Jangan terlalu fanatik dengan sesuatu karena belum tentu juga ajaran tersebut adalah benar adanya.