Menteri Sri Mulyani Tunda Anggaran Guru Sebesar Rp 23,3 Triliun

Setelah sebelumnya terjadi reshuffle kabinet pada pemerintahan presiden Joko Widodo beberapa waktu yang lalu, Sri Mulyani kembali menjadi menteri keuangan Indonesia lagi saat ini. Berita ini memang cukup panas karena Sri Mulyani yang sebelumnya menjabat sebagai salah satu bagian penting di bank dunia.


Baru-baru ini Sri Mulyani melakukan sesuatu yang cukup menghebohkan di Indonesia dengan menunda pengucuran dana transfer ke daerah pada APBN 2016 sebesar Rp 72,9 Triliun. Dari jumlah itu, ternyata Rp 23,3 Triliun adalah dana anggaran profesi guru seluruh Indonesia yang merupakan Dana Transfer Khusus (DTK).

Ini merupakan salah satu program pemerintah untuk menghemat dana APBN guna menghindari melebarnya defisit dana APBN-P 2016. Katanya, setelah diteliti total dana anggaran tunjangan profesi guru sebesar Rp 69,7 triliun. Namun, setelah ditelusuri, Rp 23,3 triliun merupakan dana yang over budget atau berlebih. Sebab, dana anggaran guru yang tersertifikasi ternyata tidak sebanyak itu.

"Jadi gurunya memang enggak ada atau gurunya ada, tetapi belum bersertifikat, itu tidak bisa kami berikan tunjangan profesi. Kan tunjangan profesi secara persyaratan (berlaku) bagi mereka yang memiliki sertifikat. Coba bayangkan sebesar itu, Rp 23,3 triliun sendiri," kata Sri Mulyani seperti dikuti dari kompas.

Memang apa yang dilakukan oleh Sri Mulyani ini cukup mengejutkan, karena pastinya akan terjadi pro-kontra di masyarakat mengingat hal ini pasti akan berdampak cukup besar. Namun menurut saya, demi menghemat APBN dan urusan rumah tangga negara dengan benar, kenapa tidak?!

Bagi sebagian kalangan yang mengenal Sri Mulyani, mereka sudah tahu kualitas wanita yang pernah bekerja di bank dunia ini. Penghematan dana APBN secara besar-besaran ini tentu karena keadaan ekonomi yang kurang stabil dan demi menjaga keuangan negara kita, yah semoga kerja bu menteri bisa meningkatkan kualitas hidup rakyat Indonesia ke depannya.