Cerita Tentang Eksekusi Hukuman Mati Para Terpidana yang Menjadi Perdebatan

Hukuman mati adalah sebuah vonis yang diberikan pengadilan sebagai bentuk hukuman terberat bagi seseorang akibat tindakan kriminalnya. Jenis hukuman mati sendiri beragam, ada tembak mati, kursi listrik, pancung, gantung, suntik mati, rajam, kamar gas, dan dengan menggunakan gajah. Sementara di Indonesia sendiri, hukuman mati dilakukan dengan cara tembak mati.


Masih menjadi perdebatan sengit di seluruh dunia, banyak pihak yang kontra dengan hukuman mati dan akhirnya menghapuskan hukum ini dengan alasa tidak efektif untuk memberikan efek jera bagi pelaku, namun masih banyak negara yang menjalankan praktek hukuman mati ini dengan harapan akan ada efek jera bagi orang lain.

Akhir-akhir ini Indonesia sedang dalam kehebohan dengan berita ekesekusi mati jilid III yang dilangsungkan di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Ada 14 terpidana yang akan menjalani hukuman mati, mereka adalah :
  • Oazias Sibanda (Zimbabwe) kasus narkoba
  • Obina Nwajagu (Nigeria) kasus narkoba
  • Fredderik Luttar (Zimbabwe) kasus narkoba
  • Humprey Ejike (Nigeria) kasus narkoba
  • Seck Osmane (Nigeria) kasus narkoba
  • Fredddy Budiman (Indonesia) kasus Narkoba
  • Agus Hadi (Indonesia) kasus Narkoba
  • Pujo Lestari (Indonesia) kasus Narkoba
  • Zulfiqar Ali (Pakistan) kasus narkoba
  • Gurdip Singh (India) kasus narkoba
  • Merri Utami (Indonesia) kasus narkoba
  • Michael Titus Igweh (Nigeria) kasus narkoba
  • Okonkwo Nonso Kingsley (Nigeria) kasus narkoba
  • Eugene Ape (Nigeria) kasus narkoba
Semua terpidana mati di atas adalah karena kasus narkoba, sebagian besar dari Afrika, Indonesia, dan Asia. Lalu mana kasus lain seperti korupsi, pembunuhan sadis, teroris, dan kasus mengerikan lainnya? Para penegak hukum berdalih bahwa narkoba lebih berbahaya dari apapun kasus lainnya.

Jumat tanggal 29/7/2016 kemarin telah dilakukan eksekusi mati terhadap 4 terpidana, mereka adalah Freddy Budiman, Seck Osmane, Michael Titus dan Humprey Ejike. Yang lain bagaimana? Kenapa tidak langsung saja? Jaksa agung mengungkapkan alasan kenapa hanya 4 saja yang dieksekusi karena masih ada pertimbangan mendalam, yah mereka lebih tahu.

Selain masalah para terpidana, ternyata biaya eksekusi yang mencapai miliaran ini juga menjadi perdebatan di masyarakat, bahkan muncul beberapa meme yang menyatakan bahwa lebih baik hukuma mati dilakukan dengan cara mengajak para terpidana minum kopi dengan Jessica, lebih murah katanya.

Narkoba memang sebuah ancaman yang sangat mengerikan, saya sebenarnya setuju saja dengan adanya hukuman mati untuk para mafia barang haram ini, namun alangkah baiknya kalau ditambah lagi dengan kasus yang sama mengerikannya seperti korupsi.